sumber undip.ac.id |
Semarang - mahasiswa Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melakukan penelitian bekerja sama dengan Dinas Hidro-Oseanografi (Dishidros) TNI AL di Laut Sulawesi pada 13 Mei – 25 Juni 2016. Penelitian ini menggunakan kapal KRI Spica-934 milik TNI AL dengan tujuan untuk mengetahui identifikasi massa air (alat CTD model 606) dan pemetaan batimetri di laut Sulawesi. salah satu Mahasiswa Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fareza Andre Pahlevi Panjaitan ini melakukan perjalanan dari Semarang menuju ke Sulawesi sebagai tempat berlabuh kapal untuk melakukan persiapan survei hidrooseanografi. Seperti yang diberitakan oleh Radar Indonesia, KRI Spica-934 diklaim sebagai kapal tercanggih di ASEAN dan kedua di Asia dalam hal survei hidrooseanografi, “Ini kapal tercanggih di Asia dalam kemampuan melaksanakan hidrooseanografi,” urai KSAL Laksamana Ade Supandi. “Data suvei penelitian yang sudah didapatkan akan dimasukkan kedalam buku panduan Bahari,” ungkap Mayor Anom (Komandan KRI Spica-934).
KRI Spica-934 ini memiliki panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter dengan berat 300 ton dan di topang dengan mesin 2 MTU-8V4000M53 1234 hp Diesel Engine dengan kecepatan maksimum 14 knot, kecepatan ekonomis 10 knot dan kecepatan survei 5 – 7 knot dilengkapi dengan 13 kantor dan 35 kru. Peralatan survei KRI Spice-934 meliputi AUV (Autonomius Underwater Vehicle), ROV (Remotely Operated Vehicle), Shallow Water Multibeam Echosounder, Deep Water Multibeam Echosounder, ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler), USBL (Ultra Short Baseline), CTD (Conducticity, Temperature, Deprh), SBP (Sub-Botttom Profiler), SSS (Side Scan Sonar), Magnetometer dan Gravity Correr
KRI Spica sendiri memiliki keunggulan dibandingkan dengan kapal lainnya. Sebab kapal ini memliki autonomous underawater vehicle, yaitu kapal selam tanpa awak yang dapat bergerak secara otomatis menyusuri dasar laut. Kapal selam tanpa awak tersebut berfungsi sebagai pengukur kedalaman, pencitraan dasar laut dan pengukuran lapisan dasar laut. KRI Spica-934 berfungsi untuk mendukung fungsi dari Angkatan Laut untuk pemetaan kemudian navigasi. Kedua adalah survei dalam rangka mengumpulkan data-data maritim terkait dengan kebutuhan untuk memberikan sumbangan informasi terhadap data–data untuk pengembangan maritim, baik untuk survei potensi maupun juga untuk pembangunan infrastruktur tidak hanya pelabuhan maupun kawasan maritim lainnya. Keamanan navigasi, kegiatan terkait perubahan kontur laut akibat tsunami, akibat gempa bumi dan lainnya. KRI Spica 934 bukan untuk patroli, kapal ini digunakan untuk hidrografi lebih mendetail mendalami dan mendapatkan data mengenai kontur – kontur untuk kepentingan negoisasi perbatasan.
semoga penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil dan memberikan manfaat bagi kemaritiman Indonesia.
No comments:
Post a Comment